Senin, 30 November 2009

Ada Yang Baru dari Makanan Khas Jember




“Apakah makanan khas Jember yang dapat dijadikan oleh-oleh? Pasti jawabnya adalah suwar suwir, yang merupakan makanan dengan bahan baku tape, yang dikenal sebagai icon Jember sejak dulu kala. Tetapi sekarang, ada inovasi baru untuk makanan khas Jember yang sedang ditekuni oleh Bapak Zaky, pengusaha kecil yang fokus pada oleh-oleh Jember dengan seribu pengalaman wirausaha.”



Jember merupakan kota penghasil tape. Karena itu tak heran jika makanan khas Jember merupakan suwar – suwir yang berbahan baku tape. Namun ternyata sekarang ini telah ada satu inovasi baru pengolahan tape, yaitu menjadi prol tape dan brownies tape. Salah satu pengolah tape menjadi prol tape dan brownies tape adalah bapak Zaky narasumber kami. Bapak Zaky mengaku, ingin membuat inovasi kualitas, inovasi kemasan, inovasi pemasaran yang baru terhadap oleh – oleh khas Jember yang bahannya juga mudah didapatkan di Jember pula, pastinya. Dan bapak Zaky terinspirasi dari makanan khas Bandung, seperti produk kartika sari namanya kue bolen yang kemasannya hampir sama dengan prol tape ini.

Orang yang sudah menekuni industri prol tape dan brownies tape selama 8 tahun ini pada mulanya ikut kerja di primadona milik kakaknya. Selanjutnya mencoba untuk memproduksi sendiri. Awalnya hanya memproduksi 2 lengser yang dapat dijadikan 6 kotak proltape. Ternyata mendapatkan respon yang baik. Akhirnya bapak Zaky meneruskan industri prol tape ini walau kecil-kecilan hingga saat ini. Yang minimal 1000 kotak perbulannya. Jika dirata-rata, dapat menghasilkan 30 kotak perharinya. Dengan dibantu oleh 3 orang pegawainya.

Sistem penjualan prol tape dan brownies tape hasil produksi bapak Zaky ini hanya dijual ke toko – toko pusat oleh – oleh. Yaitu di Primadona, di Sumber Madu, dan Rumah makan Malang di Situbondo.

Menurut Bapak Zaky, yang namanya usaha, pada mulanya pasti susah. Seperti beliau, pada mulanya memproduksi sendiri, mendistribusikan sendiri, namun sekarang Alhamdulillah. Walau demikian kendala – kendala masih tetap dialami. Salah satu contohnya saat hari raya kurban kemarin. Ketika itu pesanan melunjak tajam, tetapi bahan dasar ( tape ) dipasaran habis. Karena para produsen tape hari raya kurang dua hari sudah berhenti memproduksi, jadi saat hari raya stok tape benar – benar kosong. Dari pengalaman tersebut dapat dijadikan pelajaran, supaya dapat lebih matang perhitungannya di hari kemudian.

Walau belum mendapatkan kepastian pendapatannya per hari. Namun dengan keuntungan bersih 2500 per kotaknya, itupun sudah dipotong biaya listrik, gaji pegawai, dan asuransi kesehatan, beliau dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari dan menyekolahkan keempat anaknya. 2 anaknya kuliah, 1 SMA, dan yang bungsu SD.

Sebagai pertanyaan penutup, kami menayakan sebuah harapan bapak Zaky kedepannya. Dan ternyata beliau hanya ingin lebih fokus pada industri prol tape dan brownies tape sebagai oleh – oleh Jember yang sedang ditekuninya ini. Dan beliau pun berpesan supaya para remaja lebih fokus pada sesuatu yang diinginkan atau dicari. Jangan lupa pula, lebih meningkatkan proses belajar agar apa yang diinginkan dapat tercapai, entah dari sis wiraswastawan maupun yang lainnya.

Akhirnya perbincangan kami pun berakhir. Minuman yang disediakan untuk kami pun telah habis. Setelah mendokumentasikan industri kecil ini kami pun berpamitan. Dan ternyata bapak Zaky yang baik hati ini tidak mengizinkan kita pulang dengan tangan kosong. Buah tangan berupa satu kotak prol tape ada di tangan kami. Senang sekali rasanya hati kami. Sudah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman, kami juga dapat merasakan salah satu makanan khas Jember yang baru. Dan rasa prol tapenya sangat enak, kalau katanya Pak Bondan ( kuliner ), rasanya Mak Nyus….

By:M^H^A

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Hargana Berapaan nie neng?
Pecuma lo' cuma ngiming2i doank....!

Anonim mengatakan...

Wach...Quw mau...
Jd angend jember...

GaZheB mengatakan...

Mahda.........Nie khan OM yg Qt ketemu di belakangnya masjid jami' yaouw...??